e shtunë, 16 qershor 2007


Pada suatu hari di Harian Pagi aku membaca surat kabar yang isinya mengkritik Pemerintah Kota Surabaya atas banyaknya mal-mal yang dibangun di Surabaya. Ini menyebabkan adanya kesenjangan sosial yang semakin jauh antara penduduk kaya dan miskin. Tapi, pak walikota berkata lain.Ia berkata ...

Bahwa "Surabaya akan saya jadikan kota perbelanjaan mirip kota Singapura".Kata - kaat pak Bambang D.H tersebut terbukti dengan dilaksanakan pembangunan berbagai macam mal - mal perbelanjaan seperti Supermall Pakuwon yang ternyata menjadi mall terluas di Asia Tenggara, BG Junction, Royal Plaza, ITC, Golden City Mall, DTC dan lain - lain pada masa pak Bambang D.H. Tapi,mengenai kritik tersebut saya berpendapat bahwa saya mendukung kalau tujuan beliau positif. Daripada beliau mendukung hal - hal negatif seperti mendukung penuh adanya tempat prostitusi yang salah satunya adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Benar kita memiliki mal 'terluas di Asia Tenggara tetapi jangan memiliki tempat prostitu
si 'terbesar di Asia Tenggara.

Emërtimet:

 
posted by dHiMaZ at 1:53 e paradites |


2 Comments:


At 17 qershor 2007 në 8:05 e pasdites, Blogger Rina

sebetulnya saya juga setuju dengan berbagai pembangunan fisik maupun SDM di kota manapun terlepas kota besar atopun kecil, dengan catatan dapat membawa dampak positip terhadap rakyat menengah kebawah...dan bukan sekedar mencari gengsi menjadi kota ter- apalah...

 

At 11 dhjetor 2007 në 4:46 e paradites, Blogger ensi

Haloo dhimas,kunjungi blogq juga ya...

:->